CEO Yahoo, Scott Thompson, akhirnya lengser. Dia hanya empat bulan menjabat sebelum akhirnya ditemukan pemalsuan riwayat pendidikan dalam biodatanya. Pelengseran Thompson diumumkan secara resmi oleh perusahaan Internet yang pernah menduduki peringkat teratas ini.
Yahoo mengkonfirmasi Thompson "telah meninggalkan perusahaan" dalam pernyataan yang dikeluarkan Minggu malam, setelah dua laporan berita menuliskannya.
Blog tekhnologi AllThingsD adalah yang pertama melaporkan pengunduran dirinya, diikuti oleh New York Times dengan membuat artikel serupa.
Kepala Media Yahoo, Ross Levinsohn, akan ditunjuk sebagai CEO sementara, kata perusahaan itu. Levinsohn sebelumnya dikabarkan sebagai penerus Carol Bartz, yang dipecat dari Yahoo melalui telepon pada bulan September. Setelah pemecatan itu, Thompson naik dan meraih jabatan CEO pada bulan Januari.
Skandal Thompson terkuak lebih dari seminggu yang lalu, ketika aktivis pemegang saham Third Point menuduh bahwa Thompson berbohong tentang rincian gelar sarjananya. Kelompok ini memiliki sekitar 5,8 persen saham Yahoo, dan merupakan pemegang saham terbesar di luar pemegang saham inti.
Pada awalnya, Yahoo tidak ingin bermain bola panas. Namun Third Point kadung mempublikasi temuannya.
Scott Thompson, yang menjabat tanggal 5 Januari lalu, sudah menyampaikan permohonan maaf atas kesalahan penulisan latar belakang pendidikan yang terpampang di resume dan biografinya.
Permohonan maaf tersebut disampaikan melalui sebuah memo yang dikirimkan ke seluruh karyawan Yahoo melalui email. Dalam memo tersebut, ia menuliskan sangat menyesal atas pengaruh dari kejadian tersebut terhadap Yahoo dan seluruh karyawannya.
Selain itu, mantan Presiden PayPal tersebut mengaku siap bertanggung jawab atas kesalahan yang ia lakukan. Ia meminta seluruh karyawan Yahoo untuk kembali bekerja seperti biasa demi kepentingan perusahaaan.
No comments:
Post a Comment